Skip to main content

Sambut Bulan Ramadan, Simak Tradisi Unik ini di Berbagai Negara

Mar 12, 2024
4 Menit

Tidak hanya berpuasa, bulan suci Ramadan juga sarat dengan berbagai perayaan dan praktik budaya. Setiap negara tentunya memiliki cara menyambut bulan Ramadan yang berbeda-beda. Yuk, simak keunikan perayaan Ramadan di berbagai negara berikut ini.

Turki
Turki merupakan salah satu negara muslim yang terkenal di penjuru dunia. Berkat budaya yang diwariskan oleh Kekaisaran Ottoman, budaya Turki sangat kental dengan budaya Islam. Tak heran jika banyak sekali tradisi bulan Ramadan yang unik dan masih dilakukan hingga hari ini, salah satunya adalah cara membangunkan orang untuk sahur.

Sejumlah penabuh drum dengan pakaian tradisional Ottoman, termasuk vest dan rompi yang dihiasi motif tradisional akan berbaris di jalanan sebelum sahur di mulai. Kemudian, mereka akan memukul gendang agar orang-orang terbangun untuk sahur.
Tradisi satu ini sudah dilakukan sejak zaman Kekaisaran Ottoman. Sebab, pada masa itu, belum ada jam beker yang bisa membantu orang untuk bangun.

Pakistan
Di Pakistan ada satu perayaan yang selalu dilakukan untuk menyambut Lebaran atau Idul Fitri, yakni Chaand Raat. Ini adalah tradisi yang hanya dilakukan oleh para wanita.

Ketika hilal terlihat di langit, hal tersebut menandakan berakhirnya masa berpuasa dan dimulainya hari raya Idul Fitri. Maka, dengan segera para wanita Pakistan memulai tradisi Chaand Raat.

Setelah berbuka puasa di hari terakhir, para wanita akan pergi ke pasar lokal untuk membeli gelang warna-warni. Tak hanya itu, mereka juga akan mewarnai dan melukis tangan serta kaki mereka dengan Henna atau pacar.

Perayaan ini juga dimeriahkan oleh para pemilik toko. Mereka akan mendekorasi kios dan berjualan hingga dini hari. Sebagian wanita juga memanfaatkan perayaan ini untuk membuka toko pacar dadakan dekat toko perhiasan agar ramai pengunjung.

India
Meski sebagian besar penduduknya beragama Hindu, umat Muslim di India juga memiliki tradisi unik dalam merayakan bulan Ramadan. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Seheriwalas (atau Zohridaars) Delhi. Ini adalah warisan dan juga budaya dari sebuah kota tua, yaitu Mughal.

Selama bulan Ramadan, para umat Muslim di India akan berjalan mengelilingi kota di pagi hari sambil meneriakkan nama Allah dan Nabi, serta membawa tongkat untuk mengetuk dinding dan pintu warga. Ini dilakukan untuk membangunkan para umat Muslim yang masih tertidur sebelum sahur. Kegiatan satu ini akan dimulai pada pukul 2.30 pagi waktu setempat.

Tradisi Seheriwalas sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Sayangnya, semakin berkurang orang yang menjalankan tradisi ini, kecuali di kota Old Delhi.

Lebanon
Tradisi yang cukup unik juga terdapat di banyak negara Timut Tengah, termasuk Lebanon. Di negara tersebut, meriam akan ditembakkan setiap hari selama bulan suci Ramadan sebagai penanda waktu buka puasa. Bagaimana awal mula tradisi ini?
Menembakkan meriam, atau dikenal juga dengan midfa al iftar, pertama kali dilakukan 200 tahun lalu di Mesir ketika negara tersebut dikuasai oleh Ottoman Khosh Qadam.

Kala itu, Qadam secara tidak sengaja menembakkan meriam yang sedang ia uji saat matahari terbenam. Suara meriamnya yang tersebar di seluruh Kairo justru membuat warga berasumsi bahwa itu adalah cara baru untuk menandakan akhir berpuasa. Tradisi ini kemudian menyebar ke sebagian besar negara di Timur tengah, termasuk Lebanon. 

Mesir
Di Mesir, warga menyambut bulan Ramadan dengan menyalakan lentera warna-warni. Hal ini melambangkan persatuan serta kegembiraan yang diharapkan datang sepanjang bulan suci Ramadan. Namun, tradisi satu ini sebenarnya lebih bersifat budaya daripada agama.

Tradisi penyalaan lentera bermula pada zaman dinasti Fatimiyah, yaitu ketika warga Mesir menyambut Khilafah Al-Muʿizz li-Dīn Allah yang tiba di Kairo di hari pertama bulan Ramadan. Untuk menerangkan pintu masuk, penduduk Mesir diperintahkan untuk memegang lilin di jalan-jalan gelap dan melindungi lilin tersebut dengan bingkai kayu agar tidak meledak.

Seiring berjalannya waktu, bingkai kayu tersebut diganti menjadi lentera berpola yang kini dipakai di seluruh negeri dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Bulan suci Ramadan tidak hanya identik dengan tradisi-tradisi unik di berbagai negara, tetapi juga dengan bertambahnya pengeluaran bulanan. Di Indonesia, biasanya terjadi kenaikan harga bahan pangan menjelang bulan Ramadan yang menyebabkan pengeluaran rumah tangga semakin meningkat. Belum lagi anggaran untuk bersedekah, berzakat, membeli baju lebaran, hingga mudik.

Karena hal tersebut, penting bagi Anda untuk pintar mengatur anggaran selama bulan Ramadan. Namun, tak perlu terlalu khawatir, sebab PermataKTA hadir untuk membantu Anda mewujudkan segala rencana di bulan suci Ramadan!

Pengajuannya sangat mudah! Anda tidak perlu mengunjungi kantor cabang PermataBank sebab bisa dilakukan 100% online melalui PermataMobile X. Dengan bunga mulai dari 0,88% flat/bulan, Anda bisa mengajukan pinjaman KTA hingga Rp300 juta, dana cair gapake lama!

Informasi lengkap mengenai PermataKTA dan layanan keuangan lain yang ditawarkan PermataBank bisa Anda lihat di sini.

Wujudkan rencana dengan pinjaman tanpa agunan dari PermataBank

PermataKTA

Pembiayaan Pembelian Barang dengan Akad Murabahah

PermataKTA iB Multiguna - Barang

Aspirasi Untuk Kamu

...

Kebijakan Privasi

...

Syarat dan Ketentuan